Ibnu Abbas
radhiyallahu ‘anhu menceritakan, ada seorang ahli
zuhud bernama Barshisha. Dia beribadah dalam kuil selama tujuh puluh
tahun yang tidak pernah bermaksiat sedikitpun. Lalu iblis ingin
menggoda dengan ilmu
hilah (rekayasa), maka pada suatu saat dia
mengumpulkan para pembesar setan dan berkata, “Adakah di antara kalian
yang mampu merusak Barshisha?” Setan putih berkata kepada Iblis, “Saya
sanggup merusaknya.” Lalu ia berangkat ke tempat Barshisha dengan
mengenakan pakaian ulama dan mengenakan sesuatu di atas kepalanya, lalu
datang ke kuil Barshisha dan memanggilnya. Tetapi dia tidak
menjawabnya.
Barshisha tidak berhenti dari beribadah kecuali setiap sepuluh hari
sekali. Tidak pula dia berbuka puasa, kecuali setelah berlalu sepuluh
hari. Tatkala setan putih tak mampu mengambil perhatian Barshisha, maka
dia berpura-pura shalat dan beribadah di dalam kuil itu. Maka setelah
Barshisha selesai dari shalat dan ibadahnya, dan ingin beranjak keluar,
dia melihat setan putih itu tampil seperti ulama yang sedang shalat
dan beribadah dengan bentuk yang sangat bagus. Lalu Barshisha bertanya
kepadanya, “Kamu tadi memanggilku sementara aku sedang sibuk shalat,
apa yang kamu perlukan?”
Dia menjawab, “Saya ingin bersamamu untuk belajar ilmu dan menirukan
amalmu serta kita bersama beribadah sehingga aku bisa mendoakanmu dan
kamu juga mendoakanku.”
Barshisha berkata, “Saya tidak bisa bersamamu, jika kamu seorang
mukmin, maka kamu mendapatkan bagian dari doaku yang kutujukan bagi
semua orang mukmin.” Kemudian dia beranjak shalat dan meninggalkan
setan itu. Maka setan itu pun beranjak shalat dan setelah itu Barshisha
tidak menoleh kepadanya selama empat puluh hari.
Setelah Barseso selesai shalat, dia melihat setan sedang berdiri
shalat. Tatkala dia melihat kesungguhannya, maka dia berkata kepadanya,
“Apa yang kamu butuhkan?” Setan menjawab, “Saya ingin kamu memberi
izin kepadaku untuk naik ke kuil bersamamu.” Lalu dia memberi izin naik
di kuil dan beribadah bersama Barshisha beberapa waktu, tidak berbuka
dan tidak berhenti dari ibadah kecuali setelah empat puluh hari bahkan
terkadang sampai delapan puluh hari. Maka tatkala melihat kesungguhan
dia dalam beribadah, Barshisha merasa rendah hati berada di hadapannya
dan kagum terhadap kehebatan ibadah setan putih itu. Dan setelah lama
beribadah bersama Barshisha, setan berkata kepadanya, “Saya ingin pergi
karena saya memiliki teman selain kamu. Saya mendapat berita kamu
lebih baik daripadanya, ternyata saya mendapatkan sesuatu yang tidak
sesuai dengan perkiraan saya sebelumnya.”
Kemudian Barshisha merasakan sesuatu yang besar dalam batinnya
sehingga tidak mau berpisah dengannya karena dianggap lebih baik
ibadahnya daripada dirinya. Ketika setan hendak meninggalkannya, Setan
berkata kepada Barshisha, “Sesungguhnya aku mempunyai beberapa doa yang
akan aku ajarkan kepadamu supaya kamu dapat beramal dengannya, karena
doa itu lebih baik dari apa yang engkau kerjakan. Dengan doa ini Allah
akan menyembuhkan orang sakit dan menyembuhkan orang gila.” Barshisha
menjawab, “Aku tidak ingin menjadi tabib atau menjadi orang yang dapat
menyembuhkan orang lain, karena hal ini akan menyibukkanku dari ibadah.
Aku khawatir kalau manusia akan mengetahui hal ini, maka mereka akan
menggangguku dalam peribadatanku.” Namun, setan tetap saja
mengajarinya. Kemudian kembalilah setan kepada Iblis, lalu Iblis
berkata, “Demi Allah! Engkau telah menghancurkan lelaki itu.” Iblis pun
berkata lagi, “Pergilah wahai Abyadh! (setan putih)!”
Ia pergi kepada seorang lelaki lalu ia mencekiknya, kemudian ia
menjelma seorang tabib lalu berkata kepada keluarganya, “Sesungguhnya
anakmu ini dalam keadaan gila, apakah kamu ingin ia diobati?” Mereka
menjawab, “Ya.” Ia berkata, “Namun aku tidak mampu mengobati penyakit
ini, tetapi akan aku tunjukkan kepada seseorang yang apabila dia berdoa
kepada Allah, maka sembuhlah ia. Pergilah kamu kepada Barshisha,
sesungguhnya dia memiliki beberapa doa yang apabila dia berdoa kepada
Allah niscaya akan dikabulkan.” Mereka pun pergi kepada Barshisha dan
meminta untuk diobati. Barshisha pun berdoa dengan doa yang telah
diajarkan setan putih tadi, lalu setan pergi meninggalkan anak itu.
Demikianlah, setan putih terus mengganggu manusia lain dan
menyuruhnya untuk berobat kepada Barshisha dan meminta doa kepadanya
untuk kesembuhan (dengan tujuan untuk mengganggu peribadatan
Barshisha).
Kemudian setan putih itu mengganggu seorang gadis Bani Israil yang
memiliki tiga saudara laki-laki. Dahulu bapak mereka adalah raja Bani
Israil, setelah bapaknya meninggal, ia digantikan saudara laki-lakinya,
yaitu paman gadis itu. Setan menyiksa dan mencekik gadis tersebut.
Lalu setan datang kepada keluarga tersebut dengan menjelma menjadi
seorang dukun. Ia bertanya kepada saudara-saudaranya, “Inginkah kalian
agar saudarimu itu aku obati?” Mereka menjawab, “Ya.” Ia berkata,
“Penyakit yang menimpa saudarimu itu sangat keras yang tidak mampu aku
mengobatinya, namun aku akan menunjukkan kepadamu seorang yang dapat
dipercaya, yang mana engkau dapat meminta doa kepadanya. Apabila ilmu
ghaibnya datang, niscaya dia akan berdoa untuk kesembuhannya itu,
hingga nanti engkau akan yakin bahwa saudarimu akan sehat kembali dan
hilang penyakitnya.”
Mereka berkata, “Siapakah orang itu?” Setan menjawab, “Barshisha.”
Kemudian mereka bertanya, “Bagaimana kami dapat menghadapnya, sedangkan
ia orang yang tinggi martabatnya dalam ibadah?” Setan menjawab,
“Hendaklah kamu berada disamping peribadatannya hingga mendekatinya,
lalu engkau menemuinya. Kalau engkau tidak menemuinya, maka
tinggalkanlah saudarimu itu disampingnya. Kemudian katakanlah
kepadanya, saudariku ini sebagai amanah bagimu, maka hendaklah engkau
obati dia.”
Mereka pun menuruti nasihat setan putih untuk pergi ke tempat
Barshisha itu, kemudian dia meminta Barshisha untuk mengobatinya.
Barshisha pun enggan dan menolak permintaan mereka. Namun mereka
berdiam sementara di dekat kuilnya sebagaimana yang diperintahkan oleh
setan putih, lalu meninggalkan saudarinya itu di dekat kuilnya, seraya
berkata, “Ini saudari kami.” Setelah selesai dalam shalatnya, ia
menoleh kepada gadis yang begitu cantik itu, kemudian ia
meninggalkannya walaupun tersentuh dalam hatinya sesuatu yang lain.
Datanglah setan mengganggu gadis itu dengan mencekiknya, lalu
Barshisha berdoa dengan doa yang diajarkan setan dahulu. Setan itupun
keluar dan pergi dari gadis itu. Kemudian dia mulai shalat lagi, setan
itu datang kembali dan mengganggu sang gadis. Maka tanpa sengaja tubuh
gadis itu terbuka dan setan membisikkan Barshisha, “Gaulilah gadis itu
dan setelah itu kamu bisa bertaubat.” Dan setan pun berhasil, Barshisha
menggauli gadis tersebut sehingga gadis itu hamil dan terlihat
mengandung.
Kemudian setan berkata kepada Barshisha, “Celaka kamu Barshisha,
bila perbuatanmu itu terungkap. Maukah kamu membunuhnya dan setelah itu
kamu bisa bertaubat. Dan apabila keluarganya menanyakan, maka katakan
pada mereka bahwa gadis itu dibawa kabur oleh setan yang telah
mengganggunya dan kamu tidak kuasa melawannya.” Maka Barshisha masuk
ke tempat gadis itu dan membunuhnya, lalu dikuburkan di lerang gunung.
Pada saat Barshisha mengubur gadis itu, setan datang dan menarik ujung
pakaian gadis itu sehingga tidak tertimbun tanah dan nampak. Kemudian
Barshisha kembali ke kuil dan beribadah, tiba-tiba ketiga saudara gadis
itu datang untuk menjenguk adik mereka. Mereka menanyakan keadaannya,
“Wahai Barshisha, apa yang telah kamu lakukan terhadap adik kami?” Dia
menjawab, “Setan datang dan aku tidak mampu melawannya.” Maka mereka
percaya dan pulang. Pada saat malam hari dalam suasana duka, setan
datang dalam mimpi saudara gadis itu yang paling besar dan
memberitahukan kejadian yang menimpa adiknya. Namun, orang tersebut
tidak mempercayai mimpi itu dan meyakininya berasal dari setan. Setelah
tiga malam berturut-turut datang dalam mimpi saudara paling besar tadi,
namun tidak dihiraukan maka setan mendatangi kakak yang kedua dan
ketiga, memberitahukan seperti yang disampaikan kepada kakak yang
pertama. Kemudian ketiganya saling menceritakan apa yang dilihat dalam
mimpi mereka dan ternyata sama.
Pergilah mereka kepada Barshisha, lalu bertanya, “Apa yang engkau
kerjakan dengan saudari kami?” Ia menjawab, “Bukankah telah aku
beritahukan tentang hal itu, yakni dia dibawa setan?” Mereka merasa
malu dengannya, lalu mereka mengatakan, “Demi Allah kami tidak
menuduhmu,” Mereka pun pergi.
Lalu setan mendatangi mereka dan memberitahukan tempat dikuburnya
adik mereka dengan ujung pakaiannya yang masih kelihatan. Lalu mereka
pergi ke tempat yang ditunjukkan setan dan mendapati apa yang
diberitakan olehnya.
Kemudian mereka pulang kepada keluarga dan familinya, lalu mereka
bersama pasukan dan para pemuda mendatangi kuil Barshisha dengan
membawa linggis dan kapak. Mereka menghancurkan kuil Barshisha dan
menangkapnya lalu dibawa di hadapan raja. Setan kembali membisiki
Barshisha, “Kamu membunuhnya kemudian kamu ingkar, akuilah perbuatan
itu,” sehingga akhirnya Barshisha mengakui perbuatannya. Lalu sang raja
menjatuhkan hukuman mati kepadanya dengan disalib di kayu.
Pada saat disalib, setan putih mendatanginya seraya berkata, “Apakah
engkau mengenalku?” Barshisha menjawab, “Tidak.” Setan berkata lagi,
“Akulah temanmu yang telah mengajarkanmu beberapa doa, lalu doa itu
dikabulkan bagimu. Tapi alangkah sayangnya tatkala engkau diberi
amanah, engkaupun berkhianat kepada keluarganya. Aku menyangka engkau
adalah orang yang paling kuat beribadah diantara Bani Israil, bukankah
engkau masih hidup?”
Iapun terus menggodanya, kemudian dia berkata lagi kepada Barshisha,
“Tidaklah cukup dengan kesalahan yang engkau perbuat hingga engkau
telah menyiksa dirimu. Jiwamu tertawa, demikian pula kamu telah
ditertawakan oleh kebanyakan manusia. Apabila engkau mati dalam keadaan
seperti ini, maka kamu tidak akan mendapatkan keberuntungan.”
Barshisha menjawab, “Jadi apa yang harus aku perbuat?” Setan putih
mengatakan, “Maukah kamu aku beri kesempatan, sehingga aku mampu
menyelamatkanmu dari keadaan seperti ini. Aku akan memalingkan mata
pasukan tentara itu, dan aku akan melepaskanmu dari tempat ini.”
Lalu Barshisha mengatakan, “Apa perbuatan itu?” Setan putih
mengatakan, “Engkau harus sujud kepadaku.” Barshisha mengatakan, “Aku
akan melakukannya.” Maka Barshisha pun sujud kepadanya. Kemudian setan
putih berkata, “Hai Barshisha! Inilah yang aku kehendaki darimu sebagai
kesudahan dari ibadah-ibadahmu, kamu telah mengingkari Tuhanmu.
Sekarang aku melepaskan diri dari apa yang engkau perbuat, sesungguhnya
aku takut kepada Allah –Rabb semesta alam.” Setan telah merasuki
manusia karena kurangnya ilmu yang ada pada mereka.
(Dinukil dari kitab Masha’ibul Insan min Maka’id asy Syaithan oleh
Syaikh Taqiyuddin al Hambali. Imam Thabari menyebutkan kisah Barshisha
ini dalam tafsirnya QS. Al-Hasyr: 16-17 dari jalur Ibnu Mas’ud. Ibnu
Katsir dalam tafsirnya dan al-Bidayah wa Nihayah Juz II. Imam Al
Qurthubi dalam tafsirnya di Juz 18, )