Tahukah anda bagaimana Uwais menjadi begitu terkenal dan namanya sering disebut di bibir penduduk langit? Uwais Al-Qarni, seorang pemuda miskin yang tidak dikenali dikalangan orang kebanyakkan ketika itu. Kesibukannya sebagai penggembala domba dan merawat ibunya yang lumpuh dan buta, tidak memengaruhi kegigihan ibadahnya, ia tetap melakukan puasa di siang hari dan bermunajat di malam harinya.
Pemuda ini hidup di
zaman Rasulullah namun tidak pernah bertemu baginda.
Walaubagaimanapun, mengikut beberapa pendapat mengatakan Uwais juga
tergolong sebagai sahabat Rasulullah walaupun tidak pernah bersua
kerana Uwais sangat-sangat berkeinginan menemui Rasulullah, namun ketaatan menjaga
ibunya yang sudah uzur menyebabkan Uwais terpaksa memendamkan hasrat di
hati.
Di ceritakan ketika terjadi Pertempuran Uhud
Rasulullah SAW mendapat cedera dan giginya patah karena dilempari batu
oleh musuh-musuhnya. Kabar ini akhirnya terdengar oleh Uwais. Ia segera
memukul giginya dengan batu hingga patah. Hal tersebut dilakukan sebagai
bukti kecintaannya kepada beliau SAW, sekalipun ia belum pernah
melihatnya. Hari berganti dan musim berlalu, dan kerinduan yang tak
terbendung membuat hasrat untuk bertemu tak dapat dipendam lagi. Uwais
merenungkan diri dan bertanya dalam hati, kapankah ia dapat menziarahi
Nabinya dan memandang wajah beliau dari dekat?
Tapi, bukankah ia mempunyai ibu yang sangat membutuhkan perawatannya
dan tak tega ditingalkan sendiri, hatinya selalu gelisah siang dan malam
menahan kerinduan untuk berjumpa. Akhirnya, pada suatu hari Uwais
mendekati ibunya, mengeluarkan isi hatinya dan memohon izin kepada
ibunya agar diperkenankan pergi menziarahi Nabi SAW di Madinah. Sang
ibu, walaupun telah uzur, merasa terharu ketika mendengar permohonan
anaknya.
Beliau memaklumi perasaan Uwais, dan berkata, "Pergilah wahai anakku!
temuilah Nabi di rumahnya. Dan bila telah berjumpa, segeralah engkau
kembali pulang". Dengan rasa gembira ia berkemas untuk berangkat dan tak
lupa menyiapkan keperluan ibunya yang akan ditinggalkan serta berpesan
kepada tetangganya agar dapat menemani ibunya selama ia pergi.
Sesudah berpamitan sambil menciumi sang ibu, berangkatlah Uwais
menuju Madinah yang berjarak kurang lebih empat ratus kilometer dari
Yaman.
Medan yang begitu ganas dilaluinya, tak peduli penyamun gurun
pasir, bukit yang curam, gurun pasir yang luas yang dapat menyesatkan
dan begitu panas di siang hari, serta begitu dingin di malam hari,
semuanya dilalui demi bertemu dan dapat memandang sepuas-puasnya paras
baginda Nabi SAW yang selama ini dirindukannya.
Tibalah Uwais al-Qarni
di kota Madinah. Segera ia menuju ke rumah Nabi SAW, diketuknya pintu
rumah itu sambil mengucapkan salam. Keluarlah sayyidatina 'Aisyah r.a.,
sambil menjawab salam Uwais.
Segera saja Uwais menanyakan Nabi yang ingin dijumpainya. Namun
ternyata beliau SAW tidak berada di rumah melainkan berada di medan
perang. Betapa kecewa hati sang perindu, dari jauh ingin berjumpa tetapi
yang dirindukannya tak berada di rumah. Dalam hatinya bergolak perasaan
ingin menunggu kedatangan Nabi SAW dari medan perang.
Tapi, kapankah beliau pulang ? Sedangkan masih terngiang di telinga
pesan ibunya yang sudah tua dan sakit-sakitan itu, agar ia cepat pulang
ke Yaman," Engkau harus lekas pulang".
Karena ketaatan kepada ibunya, pesan ibunya tersebut telah
mengalahkan suara hati dan kemauannya untuk menunggu dan berjumpa dengan
Nabi SAW. Ia akhirnya dengan terpaksa mohon pamit kepada sayyidatina
'Aisyah r.a. untuk segera pulang ke negerinya. Dia hanya menitipkan
salamnya untuk Nabi SAW dan melangkah pulang dengan perasaan haru.
Sepulangnya dari perang, Nabi SAW langsung menanyakan tentang
kedatangan orang yang mencarinya. Nabi Muhammad SAW menjelaskan bahwa
Uwais al-Qarni adalah anak yang taat kepada ibunya. Ia adalah penghuni
langit (sangat terkenal di langit). Mendengar perkataan baginda
Rosulullah SAW, sayyidatina 'Aisyah r.a. dan para sahabatnya tertegun.
Menurut informasi sayyidatina 'Aisyah r.a., memang benar ada yang mencari Nabi SAW dan segera pulang kembali ke Yaman, karena ibunya sudah tua dan sakit-sakitan sehingga ia tidak dapat meninggalkan ibunya terlalu lama.
Menurut informasi sayyidatina 'Aisyah r.a., memang benar ada yang mencari Nabi SAW dan segera pulang kembali ke Yaman, karena ibunya sudah tua dan sakit-sakitan sehingga ia tidak dapat meninggalkan ibunya terlalu lama.
Rasulullah SAW bersabda : "Kalau kalian ingin berjumpa dengan dia
(Uwais al-Qarni), perhatikanlah, ia mempunyai tanda putih di
tengah-tengah telapak tangannya." Sesudah itu beliau SAW, memandang
kepada sayyidina Ali bin Abi Thalib
k.w. dan sayyidina [Umar bin Khattab] r.a. dan bersabda, "Suatu
ketika, apabila kalian bertemu dengan dia, mintalah do'a dan
istighfarnya, dia adalah penghuni langit dan bukan penghuni bumi".
Subhanallah...Apa Rahasia Uwais
Al-Qarni sehingga martabatnya begitu tinggi di sisi Allah? Kuncinya adalah Uwais seorang anak yang taat, menjaga ibunya sehingga ibunya
meninggal dunia...Hidup di zaman Rasulullah tetapi rela tidak sempat menemui
baginda karena ketaatan kepada ibunya...
No Responses to "Kisah Sahabat: Uwais Al-Qarni"